belajar untuk merelakan
kenapa harus merelakan? memang apa atau siapa yang pernah singgah?
gue gapernah ngerti sama perasaan gue sendiri. kenapa setiap saat gue masih ngerasa kalau dia masih akan tetap peduli sama gue. dia masih akan terus khawatir sama gue. tapi kenyataannya? kabarnyapun nggak pernah singgah dihandphone gue. menunggu hal yang seharusnya sejak setahun yang lalu udah gue tinggalin. tapi kenapa gue masih aja maksa buat nunggu.
bagaikan penumpang yang diturunin sama sopir kendaraan umum ditempat yang gatau dimana, terus ditinggalin sama sopirnya, dan berharap kendaraan umum beserta sopir yang sama kembali lagi buat nganterin gue pulang. (perandaian yang cukup panjang)
menunggu itu nggak enak! sekali lagi, menunggu itu menyebalkan! apalagi kalau yang ditunggu itu pura-pura nggak ngerasa ditunggu, atau bahkan yang ditunggu itu adalah sesuatu yang gajelas (?)
sebenernya yang ditunggu itu gak pernah nyuruh gue buat nunggu dia. tapi, ya gue ngerasa aja kalau gue harus nunggu dia. sekali lagi, gue gak ngerti kenapa begini. mungkin karena waktu itu dia pernah mengatakan sesuatu yang ngebuat gue jadi kayak gini, mungkin gue terlalu peka atau malah gue yang kegeeran? ya emang salah kalau geer? ini perasaan siapa? guekan? yaudah sukasuka guelah gimana nanggepinnya. tapi pasti kalian mikir kalau gue cuma di PHP-in doang? iyakan?
awalnya emang gue mikir begitu, tapi seseorang pernah berkata sama gue...
"pemikiran di-php-in itu kita sendiri yang bikin, jangan dulu liat negatifnya, tapi coba cerna positifnya. percaya aja sama kata hati sendiri"
kata-kata itu yang bikin gue selalu yakin sama hati gue. hati emang nggak bisa liat apa yang ada diluar, tapi hati bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat dari luar.
makanya gue masih nunggu.
mungkin kalian pikir juga, "kenapa gak move on aja?" iya kan?
sebelumnya gue pengen jelasin apa itu move on versi gue.
move on adalah suatu kegiatan dimana kita bertindak biasa saja kepada apapun yang pernah berarti untuk kita. menetralisir perasaan yang dulu pernah berlebihan. dan membiasakan diri tanpa apapun yang lebih memilih untuk pergi daripada tinggal.
gue paling gak suka sama move on yang rata-rata dibilang "tinggalin yang lama dan cari yang baru" emang sih dari kata move-nya itu yg berarti bergerak. tapi nggak buat gue, bukan dengan memaksakan hati untuk bergerak dan pindah ke lain hati. nggak! nggak segampang itu. move menurut gue itu berarti bergerak ke arah yang lebih netral, tanpa perlu memaksa hati untuk cepat-cepat pindah, tetapi lebih ke yang "biasa aja".
gue pengen move on! moving forward actually.
balik lagi ke dia. ya dia yang sampai sekarang gue tunggu. dia gapernah nyuruh gue buat nungguin dia.
dan dia pernah bilang bahwa, "jangan nunggu sesuatu yang pergi, kalau ditunggu malah lama kembalinya".
jadi mungkin maksudnya, ya biarkan semua mengalir apa adanya. toh kalau jodoh ya tidak akan kemana.
sekarang, gue harus ngerelain dia. ngerelain dia yang pernah jadi sesuatu yang berharga buat gue, bahkan masih sampai sekarang, dan atau akan terus begitu? entahlah.
dia yang pernah singgah memilh untuk pergi. memaksa tersenyum walaupun hati bagai terayun-ayun.
gue belum seutuhnya merelakan, tetapi mencoba untuk belajar merelakan.
karena sesungguhnya, dia bukanlah milik gue. gue hanya seseorang yang tidak sengaja menyukai segala hal tentangnya. dan yang berhak atas dirinya ya dia dan Tuhan.
gue cuma bisa berdoa dan yakin, bahwa jodoh pasti bertemu. baik dengan orang yang pernah singgah atau orang yang nanti akan singgah.
(berharap dia kembali lagi nanti).
kalaupun gue mau tetap nunggu, gue akan nunggu diam-diam.
Putri, menuju 18 tahun yang sedang mencoba melihat masa depan.